Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk Sistem Informasi
RANCANG BANGUN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING
(MODUL KEUANGAN, LOGISTIK, & SUMBER DAYA MANUSIA)
PADA SENTRA INDUSTRI KAOS DI BANDUNG JAWA BARAT
SINTYA SUKARTA, LUSI MELIAN, RAUF FAUZAN
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
Industri kaos merupakan salah satu UKM unggulan di Kota Bandung. Sebagian
besar dari UKM yang bergerak dalam industri kaos saat ini belum menjalankan
proses bisnisnya dengan baik dan belum memanfaatkan teknologi informasi
terintegrasi dalam menjalankan usahanya. Pemanfaatan teknologi informasi ini
dapat membantu UKM industri kaos dalam menjalankan proses bisnisnya,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk
membangun Enterprise Resource Planning (ERP) pada UKM industri kaos di
Kota Bandung, dengan membangun modul keuangan, logistik, dan sumber daya
manusia. Adapun metode penelitian menggunakan metode System
Development Life Cycle (SDLC). Pemanfaatan ERP dalam pengelolaan keuangan
dapat membantu mengintegrasikan data keuangan, mengontrol kinerja keuangan dan memudahkan setiap laporan keuangan. Aplikasi ERP mempermudah
dalam mengelola logistik perusahaan, baik dalam proses pengadaan maupun
distribusi logistik. Begitu juga dengan pengelolaan sumber daya manusia sebagai asset terbesar sebuah perusahaan. Mulai dari perekrutan, perencanaan
kebutuhan tenaga kerja, manajemen tugas hingga pembayaran gaji dapat
dikelola oleh penerapan ERP. Pemanfaatan ERP pada UKM industri kaos
diharapkan dapat meningkatkan produktifitas, kinerja, efektifitas dan efisiensi
secara keseluruhan. Pembangunan ERP pada UKM industri kaos secara luas
diharapkan dapat membantu terwujudnya salah satu Common Goal Jawa Barat
(CG5) yaitu peningkatan budaya masyarakat bekerja, perluasan lapangan kerja
dan kesempatan berusaha UMKM, serta pengembangan industri kreatif dan
wirausahawan muda kreatif. Penerapan aplikasi ERP pada UKM-UKM industri
kaos di Jawa Barat dapat membantu dalam menjalankan dan mengelola proses
bisnisnya, sehingga dalam jangka panjang berpotensi untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran, serta meningkatkan kesejahteraan warganya.
Keywords : UKM, ERP, keuangan, logistik, sumber daya manusia.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Provinsi Jawa Barat dengan jumlah
penduduk yang mencapai 43.012.826 jiwa
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010,
merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak di Indonesia. Menurut
Menteri Perindutrian, M.S. Hidayat, jumlah
unit usaha (formal) di Jawa Barat pada tahun 2009 mencapai 202.000 unit dan
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak
4,2 juta orang, dengan jumlah kumulatif
investasi sebesar Rp 125,93 triliun dan nilai
ekspor sebesar US$ 5,3 miliar. Berdasarkan
data tersebut, dapat dikatakan Jawa Barat
memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri kreatif.
Semangat warga Jawa Barat untuk membangun dan menjalankan UKM industri kreatif belum dibarengi dengan pengelolaan
proses bisnis yang baik. Mereka cenderung
mengelola proses bisnisnya secara konvensional, tidak jarang kebijakan-kebijakan pun
hanya berasal dari satu pihak saja yaitu
pemilik, baik itu pengeloalaan keuangan,
sumber daya manusia, dan logistik. Kebanyakan dari mereka lebih berorientasi
pada output produk. Pengelolaan manajemen di dalam UKM Industri Kreatif masih
dilaksanakan secara sederhana tanpa
memperhatikan efektifitas dan efisiensi
sumber daya yang dimiliki. Tidak sedikit
UKM yang tidak dapat bertahan, salah
satunya dikarenakan kurangnya kesadaran
untuk mengelola proses bisnis dengan efektif.
Begitu juga dengan industri kaos yang merupakan salah satu UKM unggulan di Kota
Bandung. UKM industri kaos ini memiliki
potensi untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sentra industri kaos yang
terkenal di kota Bandung berada di kawasan sepanjang Jalan Suci Bandung. UKM
Industri kaos ini telah menjangkau pasar
yang luas di seluruh Indonesia, model yang
up to date, dan harga yang relative murah.
Sangat disayangkan, sebagian besar industri kaos ini dalam menjalankan usahanya
belum menggunakan dukungan teknologi
informasi serta belum memiliki sistem
usaha terintegrasi untuk mengelola proses
bisnisnya. Padahal penggunaan sistem yang
terintegrasi dengan dukungan teknologi
informasi sangat membantu UKM Industri
kaos dalam menjalankan usahanya dengan
efektif dan efisien, sehingga UKM industri
kaos dapat terus berkembang dan dapat
bertahan ditengah-tengah persaingan.
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu bentuk pemanfaatan
teknologi informasi terintegrasi dalam UKM
industri kaos. ERP merupakan satu kesatuan perangkat infrastruktur dan software
yang dimaksudkan untuk mengintegrasikan
dan mengotomatisasikan proses bisnis dari
berbagai macam fungsionalitas industri
kaos seperti penjualan, pembelian,
produksi, gudang, akuntansi & finansial,
penggajian, sumber daya manusia, dsb. ERP
memungkinkan pengelolaan sumber daya
industri kaos dalam satu kontrol sistem
secara terpadu. Aplikasi ERP menjadi tulang
punggung (backbone/ back- office) sistem
informasi manajemen untuk meningkatkan
efisiensi operasi bisnis dan efektivitas
pengambilan keputusan.
Aplikasi ERP memiliki peran yang strategis
untuk kepentingan persaingan bisnis.
Dengan penerapan ERP data dari berbagai
department akan terintegrasi dan dapat
diakses secara real time, sehingga data
dapat dimanfaatkan secara optimal dengan
akurat. Sistem informasi yang dirancang
juga diharapkan dapat diintegrasikan
dengan supplier dan distributor, dimaksudkan agar inventory dapat dikelola
dengan lebih efisien lagi. Terintegrasinya
sistem juga diharapkan meningkatkan
koordinasi antar bagian serta menekan terjadinya misinformation yang selama ini sering terjadi, karena dokumentasi yang berbeda.
Aspek keuangan sangat penting bagi setiap
bidang usaha, termasuk di UKM industri kaos. Pemanfaatan ERP dalam pengelolaan
keuangan selain dapat mengintegrasikan
data keuangan, juga dapat mengontrol
kinerja keuangan dan memudahkan setiap
laporan keuangan, sehingga memudahkan
pimpinan dalam mengambil keputusan.
Aplikasi ERP mempermudah dalam
mengelola logistik perusahaan, baik dalam
proses pengadaan maupun distribusi
logistik. Aset terbesar sebuah perusahaan
yang memerlukan pengelolaan yang baik
adalah sumber daya manusia. Mulai dari
perekrutan, perencanaan kebutuhan tenaga
kerja, manajemen tugas hingga
pembayaran gaji dapat dikelola oleh
penerapan ERP. Pemanfaatan ERP pada
UKM industri kaos diharapkan dapat
meningkatkan produktifitas, kinerja,
efektifitas dan efisiensi secara keseluruhan.
Selain dapat memperbaiki proses bisnis
dalam UKM industri kaos, pemanfaatan ERP
pun dapat mendorong para pelaku bisnis
untuk membuka cabang-cabang usaha di
berbagai daerah. Hal ini dapat membuka
dan memperluas lapangan kerja, serta
meningkatkan budaya masyarakat bekerja,
serta mendukung banyaknya lulusan
perguruan tinggi yang berminat menjadi
wirausahawan muda kreatif, sesuai dengan
salah satu Common Goal Jawa Barat (CG5).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar UKM industri kaos Kota
Bandung masih mengelola proses
bisnisnya dengan cara yang sederhana,
baik dalam pengelolaan keuangan,
logistik, maupun sumber daya manusia.
b. Sebagian besar UKM industri kaos Kota
Bandung belum memanfaatkan ERP atau
sistem informasi yang mengintegrasikan
seluruh unit bisnis pada perusahaan.
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk :
a. Menganalisis proses bisnis pada
beberapa UKM industri kaos yang
meliputi pengelolaan keuangan, logistik,
dan sumber daya manusia.
b. Membangun ERP dengan modul-modul
keuangan, logistik, dan sumber daya
manusia yang dapat membantu mengefektifkan kinerja proses bisnis pada UKM
industri kaos Kota Bandung.
c. Membantu mewujudkan salah satu Common Goal Jawa Barat (CG5) yaitu peningkatan budaya masyarakat bekerja, perluasan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha UMKM, serta pengembangan
industri kreatif dan wirausahawan muda
kreatif.
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi UKM industri kaos, penelitian ini
bermanfaat untuk membantu
meningkatkan kinerja dan produktifitas
dengan memanfaatkan aplikasi ERP yang
dapat mengintegrasi dan
mengotomatisasi proses bisnis dari
berbagai macam fungsionalitas yaitu
keuangan, logistik, dan sumber daya
manusia.
b. Penerapan ERP mendorong para pelaku
bisnis industri kaos untuk membuka
cabang-cabang usaha di berbagai daerah. Hal ini dapat membuka dan memperluas lapangan kerja, serta meningkatkan
budaya masyarakat bekerja, kesempatan
berusaha UMKM, serta pengembangan
industri kreatif dan wirausahawan muda
kreatif. Sesuai dengan salah satu Common Goal Jawa Barat (CG5).
c. Dalam jangka panjang penelitian ini
dapat mendukung pemerintah provinsi
Jawa Barat dalam meningkatkan laju
gerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warganya, serta menekan angka pengangguran.
KAJIAN PUSTAKA
1. Enterprise
Enterprise
umumnya sering disamakan
dengan pengertian organisasi atau perusahaan. Menurut Spewak (1992) menyatakan beberapa definisi tentang enterprise
antara lain sebagai berikut:
a. Setiap aktivitas yang memiliki suatu
tujuan tertentu;
b. Tiap kumpulan organisasi yang memiliki
beberapa tujuan/prinsip umum, dan/
atau suatu garis dasar. Dalam pengertian
ini enterprise dapat berupa korporasi,
divisi dari suatu korporasi, organisasi
pemerintah, departemen tunggal, atau
suatu jaringan organisasi dengan
geografis yang berbeda yang dikaitkan
dengan tujuan tertentu;
c. Organisasi atau badan lintas organisasi
yang mendukung lingkup bisnis dan misi
yang telah ditetapkan.
Krisdanto Surendro (2009) menyimpulkan
bahwa enterprise bukan hanya perusahaan
(company) yang berorientasi kepada profit
saja, tetapi juga bisa berupa organisasi nonprofit/nirlaba seperti pemerintah, institusi
pendidikan ataupun organisasi amal.
2. Arsitektur (Architecture)
Beberapa definisi tentang arsitektur menyatakan sebagai berikut:
a. Arsitektur (Architecture) merupakan
komponen-komponen sebuah sistem
yang terdiri dari jaringan, perangkat keras
dan lunak yang distrukturkan.
b. Rancangan keseluruhan jenis konstruksi
baik fisik maupun konteks, nyata atau
maya.
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa arsitektur pada dasarnya
menggambarkan bentuk konstruksi sistem
yang diwujudkan dalam sebuah model
(cetak biru) yang dilihat dari beberapa sudut
pandang.
3. Enterprise Architecture (EA)
Enterprise Architecture merupakan
pendekatan logis yang komprehensif dan
holistik untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem dan
komponen sistem secara bersama-sama
yang meliputi suatu infrastruktur
manajemen, pengklasifikasian,
pendefinisian, dan rancanangan koneksitas
dari berbagai komponen yang menyusun
suatu enterprise yang diwujudkan dalam
bentuk model dan gambar serta memiliki
komponen utama yaitu arsitektur bisnis,
arsitektur informasi (data), arsitektur
aplikasi, dan arsitektur teknologi.
Enterprise Architecture menyediakan
gambaran yang jelas dan koprehensif
mengenai sebuah organisasi seperti
misi,visi, fungsi, tujuan dan sistem-sistem
yang mendukung terlaksananya fungsi
organisasi. Selain itu, arsitektur enterprise
dapat dijadikan acuan atau pedoman pada
saat akan mengembangkan sistem
informasi dan komunikasi karena Enterprise
Architecture merupakan suatu cetak biru.
Definisi arsitektur menurut Mark lankhorst
et al (2005) yang mengacu kepada IEEE
1471-2000/ISO/IEC 42010:2007 adalah :
Architecture is the fundamental
organisation of a system embodied in its
components, their relationships to each
other, and to the environment, and the
principle guiding its design and evolution.
Masih dalam buku Mark lankhorst dengan
judul Enterprise Architecture at Work :
modeling. communication, and analysis,
Open Group (The Open Group 2009)
mendefinisikan tentang enterprise dan
enterprise architecture yaitu :
Enterprise is any collection of organisations
that has a common set of goals and/or a
single bottom line.
Enterprise architecture is a coherent whole
of principles, methods, and models that are used in the design and realisation of an
enterprise’s organisational structure,
business processes, information systems,
and infrastructure.
Dalam pengembangan pemodelan
arsitektur enterprise dibutuhkan sebuah
framework dengan harapan dapat
mengelola sistem yang komplek dan dapat
menyelaraskan bisnis SI yang akan
dikembangkan.
4. Enterprise Resource Planning (ERP)
Definisi Enterprise Resource Planning (ERP)
menurut Pramod Kumar dan M.P.Thapliyal
(2010) yang mengacu kepada Norris et al.
(2000, pp.12-13) menyatakan bahwa :
ERP is a structured approach to optimizing
a company’s internal value chain. The
software, if implemented fully across an
entire enterprise, connects the various
components of the enterprise through a
logical transmission and sharing of data.
Masih menurut Murrell G. Shield (2001),
memasuki tahun 1990, para vendor
pembangun aplikasi ERP mengelompokkan
ERP kedalam 4 modul utama yaitu:
a. Financial, consist of General Accounting,
Financial Accounting, Controlling,
Investment Management, Treasury,
Enterprise Controlling
b. Distribution, consist of General Logistics,
Sales and Distribution
c. Manufacturing, consist of Materials
Management, Logistics Execution, Quality
Management, Plant Maintenance
Production Planning and Control, Project
System, Environment Management
d. Human resources, consist of Personnel
Management, Personnel Time
Management, Payroll, Training and Event
Management, Organizational
Management, Travel Management
5. Usaha Kecil Menengah (UKM)
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/
KMK.06/2003, Usaha mikro dan kecil adalah usaha yang memenuhi kriteria berikut:
a. Usaha mikro
1. Usaha produktif milik keluarga atau
perorangan Warga negara Indonesia.
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.
b. Usaha kecil
1. Usaha produktif milik Warga Negara
Indonesia yang berbentuk badan
usaha orang perorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk
koperasi.
2. Bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau berafiliasi, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar.
3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
per tahun.
Sedangkan menurut Undang Undang No. 9
Tahun 1995 , definisi dari usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Sedangkan usaha Menengah dan Usaha Besar adalah kegiatan
ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar daripada kekayaan bersih dan hasil
penjualan tahunan Usaha Kecil.
METODE PENELITIAN
Seiring dengan tahapan fase implementasi,
dilakukan suatu proses pembangunan aplikasi dengan metode pengembangan yang
digunakan adalah metode SDLC (System
Development Life Cycle/Siklus Hidup
Pengembangan sistem). Menurut
R.Presman(2007), System Development
Life Cycle adalah proses perancangan serta
metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Berikut tahapan-tahapan SDLC :
1. Analysis yaitu membuat analisis aliran
kerja manajemen yang sedang berjalan.
Tahap ini dilakukan dengan observasi
atau melihat langsung jalannya proses
bisnis yang dilakukan oleh beberapa
UKM industri kaos di Kota Bandung.
Objek penelitian dilakukan secara
sampling. selain itu, informasi mengenai
jalannya proses serta data apa saja yang
diolah berkaitan dengan proses tersebut
didapatkan melalui sesi wawancara
dengan para pekerja terkait.
2. Requirements Specification, yaitu
melakukan perincian mengenai apa saja
yang dibutuhkan oleh sistem yang
sedang berjalan saat ini untukdiakomodasi oleh sistem yang baru, dan
membuat perencanaan yang berkaitan
dengan proyek pembangunan system
yang baru.
3. Design, yaitu membuat desain aliran
kerja manajemen dan desain
pemrograman yang diperlukan untuk
pengembangan sistem informasi.
4. Implementation, yaitu tahap untuk
mengimplementasikan konsep dengan
membangun sistem informasi dengan
menulis program yang diperlukan
disesuaikan dengan desain sistem yang
telah dirancang pada tahap sebelumnya.
5. Testing and Integration, yaitu melakukan
pengujian terhadap sistem yang telah
dibuat. Pengujian ini dilakukan dalam
dua tahap. Pengujian pertama dilakukan
oleh pembangun sistem untuk melihat
apakah program sudah bebas dari
kesalahan penulisan sintak program atau
belum. Bila sudah tidak bermasalah
dengan sintak atau sudah tidak
mengandung error, maka pengujian
selanjutnya dilakukan oleh pengguna
sistem untuk melihat apakah program
sudah menyediakan seluruh fasilitas
yang dibutuhkan untuk menjalankan
operasional proses bisnis atau belum.
Bila masih terdapat kekurangan, maka
program diperbaiki sampai seluruh
kebutuhan sistem yang lama dapat
terakomodir dalam program tersebut.
6. Operation and Maintenance, setelah
program berhasil melewati tahap
pengujian, maka sistem baru telah siap
diterapkan. Selanjutnya untuk menjaga
keberlangsungan penggunaan sistem
maka sistem tersebut harus dilakukan
pemeliharaan secara berkala.
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan,
mulai dari langkah pertama hingga langkah
keenam. Setiap langkah yang telah selesai
harus dikaji ulang, terutama dalam langkah
Requirement Speification (Spesifikasi
kebutuhan) untuk memastikan bahwa
langkah telah dikerjakan dengan benar dan
sesuai harapan. Jika tidak maka langkah
tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan
fungsi sistem. Untuk mendokumentasikan
sistem pada penelitian ini, digunakan
metode pendekatan terstruktur dengan
menggunakan beberapa alat bantu pemodelan sistem. Untuk menggambarkan
jalannya proses bisnis digunakan diagram
seperti Flowmap, Diagram Konteks, DFD
(Data Flow Diagram), dan kamus data. Sedangkan untuk perancangan basis data
digunakan diagram ERD (Entity Relationship
Diagram).
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran umum sistem yang di usulkan
Dalam tahap ini gambaran umum sistem
yang di usulkan bertujuan untuk
menghasilkan perancangan Enterprise
Resource Planning (Modul Keuangan,
Logistik, & Sumber Daya Manusia) Pada
Sentra Industri Kaos Di Bandung Jawa
Barat, lebih mudah di lakukan, keamanan
data terjaga dan tidak akan memakan
waktu yang lama. Usulan perancangan yang
di lakukan adalah merubah sistem
informasi ERP UKM yang masih
menggunakan cara manual menggunakan
cara terkomputerisasi. Beberapa modul
yang akan dibangun meliputi :
a. Modul Keuangan meliputi :
- Pengelolaan keuangan yang mencakup
penjualan dan pembelian barang
- Pengelolaan Beban UKM Kaos.
b. Modul Logistik meliputi :
- Pengelolaan stok barang
- Retur barang dari penjualan dan
pembelian
c. Modul Sumber Daya Manusia Meliputi :
- Pengelolaan data karyawan
- Pengolahan gaji karyawan
2. Tinjauan Kondisi Sentra industri kaos
saat ini
UKM sentra industri kaos memilki 2 jenis
fokus bisnis, yaitu jasa dan produk. Untuk
jasa, sebagian besar UKM menyediakan
jasa pembuatan kaos secara custom atau
sesuai dengan permintaan konsumen.
Sedangkan untuk produk, UKM menjual
produk dengan brand mereka sendiri atau
menjual produk UKM lain.
Proses bisnis yang kami analisa meliputi :
keuangan, logistik dan sumber daya
manusia. Terdapat beberapa permasalahan
diantaranya:
a. Keuangan : transaksi keuangan masih
dicatat pada buku yang beresiko pada
kesalahan perhitungan.
b. Logistik : pengelolaan persediaan barang,
yaitu barang jadi dengan brand sendiri
maupun barang jadi titipan UKM lain,
masih menggunakan check list yang
ditulis dalam kertas, sehingga beresiko
terjadi kesalahan antara persediaan di
gudang dengan catatan di kertas.
c. Sumber daya manusia : fokus kami pada
penggajian pegawai dari masing-masing
UKM. Sebagian besar masih memiliki
pola penggajian yang tidak
terdokumentasi.
3. Perancangan Prosedur yang diusulkan
Perancangan prosedur dari Enterprise
Resource Planning (Modul Keuangan,
Logistik, & Sumber Daya Manusia) Pada
Sentra Industri Kaos Di Bandung Jawa Barat
akan di tuangkan dalam bentuk Diagram
konteks, Data Flow Diagram dan gambar
alur aplikasi.
a. Diagram Kontek
b. Data Flow Diagram
c. Alur aplikasi
4. Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap penerapan sistem supaya dapat dioperasikan.
Pada tahap ini dijelaskan mengenai Implementasi Perangkat Lunak, Implementasi
Perangkat Keras, Implementasi Basis Data,
Penggunaan Program dan Implementasi
Antar Muka.
a Implementasi Perangkat Lunak
Perangkat Lunak adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan program komputer. Dalam membuat aplikasi ini penulis
menggunakan beberapa Perangkat Lunak,
yaitu :
1. Sistem Operasi : Centos v 6.0
2.
2. Browser : Google chrome, Mozila
firefox, Opera, IE.
3.
3. Web Server : LAMP
4.
4. Bahasa Pemrograman : PHP
5.
5. Database : MySQL
b. Implementasi Perangkat Keras
Komputer Server, suatu komputer yang
menjadi pengelola dan pusat bagi komputer
lainnya. Karena berfungsi sebagai pusat,
minimal sebuah server harus mempunyai
beberapa karakter yang lebih dibandingkan
dengan komputer yang terhubung kedalam
suatu jaringan. Keseluruhan komputer yang
terhubung ke server dalam jaringan disebut
sebagai Workstation. Hampir semua jenis
computer dapat digunakan sebagai
computer workstation. Terdapat 1 buah
server. Spesifikasi :
1. Prosesor minimal 3,5 Hetz.
2. VGA minimal 256 MB.
3. RAM minimal 1 GB.
4. Hardisk minimal 40 GB.
5. NIC (Network Interface Card)/LAN Card
Untuk Komputer client, Spesifikasi :
1. Prosesor minimal 3,5 Hetz.
2. VGA minimal 256 MB
3. RAM minimal 1 GB.
4. Hardisk minimal 20 GB.
5. NIC (Network Interface Card)/LAN Card
Berikut Rancangan Arsitektur jaringan yang
akan dibangun
c. Implementasi Perangkat Basis Data
1. Spesifikasi kebutuhan.
2. Tabel relasi
3. Implementasi Sql
4. Implementasi Perangkat Antar Muka
Implementasi antar muka dilakukan dengan
membuat antar muka pada masing-masing
form. Setiap halaman form yang dibuat
akan dibentuk sebuah file yang berekstensi
php. Berikut beberapa implementasi
aplikasi yang telah dibangun :
a. Halaman Login.
b. Halaman Registrasi UKM.
c. Halaman Setelah Login.
d. Halaman Pembelian
e. Halaman Penjualan.
f. Halaman Penggajian
g. Slip Gaji
h. Input Beban.
i. Laporan
j. Contoh laporan
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi sistem
yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa simulasi sistem yang di rancang,
dapat berfungsi sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai, yaitu terciptanya suatu Sistem Informasi Elektronik Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (E-UMKM) Berbasis Web,
berupa :
a. Membantu Konsumen dalam memilih
sampai dengan membeli barang.
b. Pemasaran secara online berpeluang
lebih besar agar datangnya konsumenkonsumen baru.
c. Dapat membantu dalam pengambilan
keputusan melalui laporan-laporan yang
dapat disajikan secara efektif dan
efesien.
2. Saran
a. Pengembangan sistem e-ukm (electronic
ukm)berbasis cloud computing pada
sentra industri kaos di kota bandung
dengan mengembangkan aplikasi ukmkaos dan menabah entitas : Konsumen
(Penjualan Online), Dinas KUKM kota
Bandung(Sebagai Fasilitator yang dapat
memonitor kegiatan seluruh UKM kota
Bandung).
b. Menambah beberapa modul seperti
Tender Proyek untuk pembuatan kaos
yang bersifat Custom untuk konsumen
yang akan memesan atau membuat
kaos.
DAFTAR PUSTAKA
Departement Perindustrian. 2010.
Buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/
KMK.06/2003
Kridanto Surendro. 2007. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk
Perencanaan Strategis Sistem Informasi.
Jurnal Informatika vol. 8, no. 1, Mei 2007: 1
- 9.
Kridanto Surendro. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi.
Bandung : Informatika.
Murrell G. Shield. 2001. E-Business
And Erp Rapid Implementation And Project
Planning. New York : John, Wiley & Sons,
Inc.
Pressman, Roger S. (2007).
Rekayasa Perangkat Lunak: pendekatan
praktisi (Buku1). Tillmann, G. (1993). A
Practical Guide to Logical Data Modeling,
McGraw-Hill. Yogyakarta: Andi.
Pramod Kumar, M.P.Thapliyal. 2010.
Integration Of E-Business With Erp Systems.
International Journal of Engineering Science
and Technology Vol. 2(5), 768-772
Setiawan, Erwin Budi. 2009. Pemilihan EA Framework. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI
2009). Juni 2009. 114-119.
Spewak, Steven H,. Hill, Steven C.
1992. Enterprise Architecture Planning :
Developing a Blueprint of Data Application
and Technolog. New York : John Wiley and
Sons, Inc.
Undang Undang No. 9 Tahun 1995
Referensi Online :
ERP:
http://searchsap.techtarget.com/
definition/ERP diakses pada 18/11/2013
pukul 17.04
http://www.webopedia.com/TERM/
E/ERP.html diakses pada 18/11/2013
pukul 18.38
h t t p : / / i d . w i k i p e d i a . o r g / w i k i /
Enterprise_Resource_Planning diakses pada 18/11/2013 pukul 18.44
Industri Kreatif:
h t t p : / / s b m . b i n u s . a c . i d /
files /2013/04/ Pila r-Pi lar-Ek on om iKreatif.pdf diakses pada 18/11/2013 pukul
19.25
Pendapat saya menurut Jurnal Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk Sistem Informasi untuk usaha kecil, Aplikasi ERP memiliki peran yang strategis
untuk kepentingan persaingan bisnis.
Dengan penerapan ERP data dari berbagai
department akan terintegrasi dan dapat
diakses secara real time, sehingga data
dapat dimanfaatkan secara optimal dengan
akurat. Sistem informasi yang dirancang
juga diharapkan dapat diintegrasikan
dengan supplier dan distributor, dimaksudkan agar inventory dapat dikelola
dengan lebih efisien lagi. Terintegrasinya
sistem juga diharapkan meningkatkan
koordinasi antar bagian serta menekan terjadinya misinformation yang selama ini sering terjadi, karena dokumentasi yang berbeda.
Kelebihannya dapat memperbaiki proses bisnis
dalam UKM industri kaos, pemanfaatan ERP
pun dapat mendorong para pelaku bisnis
untuk membuka cabang-cabang usaha di
berbagai daerah. Hal ini dapat membuka
dan memperluas lapangan kerja, serta
meningkatkan budaya masyarakat bekerja,
serta mendukung banyaknya lulusan
perguruan tinggi yang berminat menjadi
wirausahawan muda kreatif, sesuai dengan
salah satu Common Goal Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar